Awan abu-abu sering melintas di atas kompleks pondok pesantren modern baitussalam, tetapi tak satupun dari awan tersebut yang mau menurunkan airnya. maka dilakukanlah shalat istisqa sebagaimana yang telah Nabi Muhammad contohkan pada zamannya.
Peserta shalat istisqa tidak hanya di hadiri oleh orang dewasa, bahkan dari anak SD kelas 1 pun ikut meramaikan shalat meminta hujan ini. Selain siswa SD, shalat ini juga ditambah peserta dari siswa SMP dan SMA baik putra maupun putri beserta ustadz dan ustadzahnya. Selain warga pondok, beberapa warga masyarakat desa Ngablak yang merupakan desa tetangga pondok pesantren modern baitussalam juga turut hadir karena kondisi kekeringan yang sudah terlalu lama.
Shalat dilaksanakan kurang lebih pada pukul 13.30 dengan imam al ustadz Ali Muhsin. Sebagaimana yang Nabi contohkan, tatacara sholat istisqa ini sebagaimana shalat ied. Pada rakaat pertama setelah takbirotul ihrom, ditambah 7 takbir lalu shalat seperti biasa dan rakaat kedua setelah takbir dari sujud ditambah 5 takbir. Setelah shalat, dilanjutkan dengan khutbah dan doa.
Pada khutbah shalat istisqa ini, ustadz Ali menyampaikan bahwa betapa kecil dan lemahnya kita serta betapa agungnya Allah dan betapa butuhnya kita kepada Allah. kemarau ini adalah pengingat dari allah agar kita senantiasa memiliki ketergantungan pada Allah saja. kemarau menajdi pelajaran bahwa setiap saat kita tidak boleh lepas dari memohon kepada Allah. mau tidak mau kita harus mengakui bahwa kita adalah mahluk yang terbatas dan betapa banyak kewajiban kewajiban yang seharusnya kita kerjakan dengan baik tapi kita kerjakan ala kadarnya. kita juga sudah paham bahwa banyak larangan yang harus kita jauhi tapi ktia sadar tidak jarang apa yang jelas dilarang Allah amsih kita kerjakan. dari ini semua mari kita banyak mohon ampun. sungguh allah senantiasa bersedia mengampuni dosa siapa saja yang mau memohon ampun
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat”.
Sebagai mana shalat istisqa, diantara tatacaranya kita memulai dengan mempersiapkan diri dengan memohon ampun memperbanyak istighfar berpuasa dan sedekah. Mari terus perbanyak memohon ampun pada Allah, krn Rosul sendiri sehari harinya tidak pernah melewatkan memohon ampun, sekalipun rosul adalah al maksum. Apalagi kita hanya manusia biasa seharusnya kita lebih banyak memeohon ampun kepada Allah.
Dibalik istighfar Allah menjadikan banyak jalan keluar, sebagaiamana ayat dalam al quran
kemudian dilanjutkan dengan doa penutup.