Taujih Pekanan Pimpinan Pondok KH. Abdul Hakim Aka 5 November 2019
Setiap muslim harus mempunyai sifat ikhlas dalam setiap kegiatannya, karena bila kita tidak melakukan nya kegiatan yang selama ini kita lakukan akan sia sia saja. Dalam sebuah dalil dikatakan: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allâh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” [al-Bayyinah/98:5].
Melakukan keikhlasan, tidaklah semudah mengatakannya. Sebagaimana pernah diakui oleh seorang ulama besar Sufyan ats-Tsauri, beliau berkata, “Tidak ada suatu perkara yang paling berat bagiku untuk aku obati daripada meluruskan niatku, karena niat itu bisa berubah-ubah terhadapku.”
Namun, bukan berarti ikhlas itu tidak dapat dilakukan, dan bukan berarti ikhlas tidak dapat diusahakan. Karena ikhlas adalah suatu ‘ilmu’. Ilmu di mana kita dapat mempelajarinya, dan terus mempelajarinya, sampai akhirnya kita benar-benar paham akan makna ikhlas. Ikhlas itu sendiri merupakan hal yang amat sakral, ia adalah perintah dan ia adalah syarat diterimanya suatu ibadah.
Dan juga kita harus selalu memperbarui niat, keikhlasan, dan iman, dalam sebuah hadist dikatakan: Dari Umar bin Khathab, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.”
Bila kita melakukan kegiatan karena ingin mendapat imbalan atau mendapat pujian dari orang lain, kita akan ditanya saat kita berada di alam kubur, dalam sebuah kisah pun diakatakan, ada seorang yang mati karena peperangan, lalu saat ia di dalam kubur ia ditanya oleh Allah“mengapa kau ikut berperang?”lalu ia pun menjawab “karenamu ya Allah”Allah pun menjawab “bohong, kau berbohong karena kau malu bila kau tidak mengikuti perang harga dirimu akan ditertawakan”lau dia pun disiksa di neraka.