Prambanan. Mulai Senin (14/02/2022) siswa kelas 6 kembali menggiatkan pelaksanaan Sholat Dhuha secara berjama’ah di Masjid Baitussalam sebagai bentuk latihan membiasakan diri melaksanakan sholat sunnah Dhuha. Kegiatan ini juga dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam menghadapi Ujian ASPD berbasis komputer yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi.
Ustadzah Umi Nasikhah selaku Pembimbing sangat berharap siswa kelas 6 bisa menjadi contoh yang baik untuk adik kelasnya. Karena kelas 6 adalah model utama bagi kelas bawah dalam hal Tahfidz, Tahsin dan Akhlak.
Pada dasarnya Sholat Dhuha disunnahkan dikerjakan secara sendiri-sendiri, namun sebagai bentuk pengajaran maka tidak mengapa dikerjakan secara berjama’ah.
“Sholat dhuha adalah sholat yang tidak disunnahkan berjamaah, maka sebaiknya kalau melakukan sholat dhuha jangan berjamaah,” kata Buya Yahya
Dalil Shalat Dhuha
“Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).
“Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya,” (HR. At-Thabrani).
“Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha,” (HR Muslim)
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna.”
Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha ditanya oleh Mu’adzah: “Berapa rakaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhuha?” Dia menjawab : “Empat rakaat dan bisa juga lebih, sesuai kehendak Allah”