Kesombongan Sebagai Penghalang Kesuksesan dalam Tafsir Al-Anfal Ayat 47 | 13 Agustus 2024

Bagikan :

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah wa syukurilah, syukur yang terus tidak putus dan kita buktikan dengan aktivitas amal pekerjaan yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Para ustadz-ustadzah serta karyawan-karyawati yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, dalam Al-Anfal ayat 47 Allah berfirman :

وَلَا تَكُوۡنُوۡا كَالَّذِيۡنَ خَرَجُوۡا مِنۡ دِيَارِهِمۡ بَطَرًا وَّرِئَآءَ النَّاسِ وَ يَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ​ وَاللّٰهُ بِمَا يَعۡمَلُوۡنَ مُحِيۡطٌ‏

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (ria) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala yang mereka kerjakan.”

memperingatkan kita tentang bahaya kesombongan, yang bisa menjadi penghalang utama dalam meraih kesuksesan. Ayat ini menyebutkan bahwa ada orang-orang yang keluar dari rumah mereka dengan rasa bangga dan sombong, sambil menghalangi orang lain dari jalan Allah. Kesombongan ini bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain, serta menghambat dakwah dan perjuangan dalam menegakkan agama.

Kesombongan sering kali membuat seseorang merasa paling benar dan enggan menerima kebenaran dari orang lain. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa salah satu ciri orang yang sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Sifat ini sangat berbahaya, karena selain menghalangi hubungan baik dengan sesama manusia, juga dapat menjauhkan seseorang dari petunjuk Allah.

Dalam dakwah dan perjuangan, kesombongan bisa muncul baik secara individu maupun kolektif. Individu mungkin merasa lebih unggul karena ilmu, kekayaan, atau jabatan yang dimilikinya. Sementara, dalam konteks kolektif, kesombongan dapat muncul ketika suatu kelompok merasa lebih baik atau lebih besar daripada kelompok lain. Ini dapat menyebabkan perpecahan dan melemahkan solidaritas serta kekuatan umat.

Kesombongan tidak hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga menjadi penghalang dalam meraih ridha Allah dan kesuksesan sejati. Dalam kehidupan sehari-hari, kesombongan sering kali muncul dalam bentuk keyakinan bahwa keberhasilan yang dicapai adalah semata-mata hasil usaha pribadi, tanpa mengakui peran Allah atau orang lain. Pandangan seperti ini akan membawa kepada kebanggaan yang berlebihan dan mengurangi keberkahan dalam hidup.

Rasulullah SAW telah mengingatkan bahwa siapa saja yang memiliki kesombongan, meskipun sebesar biji zarrah, tidak akan masuk surga. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari sifat sombong dalam kehidupan seorang Muslim. Kesombongan juga dapat memunculkan persaingan yang tidak sehat, di mana seseorang berusaha mengungguli yang lain dengan cara yang tidak terpuji, bukan dengan cara yang diridhai Allah.

Kesombongan adalah sifat yang dimiliki oleh Iblis, yang menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam AS. Iblis merasa dirinya lebih unggul karena diciptakan dari api, sementara Adam dari tanah. Kesombongan inilah yang menyebabkan Iblis dilaknat dan dijauhkan dari rahmat Allah. Kisah ini menjadi pelajaran penting bagi umat manusia agar senantiasa menjaga hati dari kesombongan.

Al-Anfal ayat 47 mengajarkan kepada kita bahwa kesombongan adalah sifat yang merusak dan menjadi penghalang utama dalam meraih kesuksesan sejati. Kesombongan tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan orang lain dan melemahkan persatuan serta kekuatan umat. Oleh karena itu, setiap Muslim diingatkan untuk senantiasa bermuhasabah, menjaga hati dari kesombongan, dan selalu rendah hati dalam setiap keberhasilan yang diraih. Dengan demikian, kesuksesan yang dicapai akan penuh dengan keberkahan dan diridhai oleh Allah SWT.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.