Prambanan – Sejarah peristiwa Gerakan 30 September/PKI atau G30S/PKI menjadi salah satu tragedi dalam sejarah bangsa Indonesia. Tepat 55 tahun lalu sebanyak tujuh orang perwira TNI dibunuh secara keji, Ketujuh korban itu kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi. Adapun nama-nama korban adalah sebagai berikut:
- Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
- Mayor Jenderal Raden Soeprapto
- Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
- Mayor Jenderal Siswondo Parman
- Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
- Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo
- Lettu Pierre Andreas Tendean.
Pada hari Selasa 29 September 2020 majelis virtual majalah Gontor mengadakan perkumpulan pembahasan sejarah Gerakan 30 September/PKI atau G30S/PKI melalui streaming zoom, peserta virtual dihadiri sebagai pembicara dan penyampaian materi oleh KH Hasan Abdullah Sahal Pimpinan Pondok. Dalam penyampaiannya beliau menyampaikan “Jangan Pernah Takut dan Pesimis Dengan Komunisme kita harus waspada dengan bahayanya komunis”ujar Kh Hasan Abdullah Sahal. Komunisme adalah ideologi yang berkenaan dengan filosofi, politik, sosial, dan ekonomi yang tujuan utamanya terciptanya masyarakat komunis. Kelahiran Komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari hadirnya orang-orang buangan politik dari Belanda dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang berpandangan kiri. Beberapa di antaranya adalah Sneevliet, Bregsma, dan Tan Malaka.
Dalam pemaparan pembahasan oleh KH Hasan Abdullah sahal beliau juga menyampaikan “Sejarah partai komunis ini harus di sebar luaskan, ditulis dan dibaca oleh masyarakat agar mereka tau sejarah dan jangan sampai indonesia berdosa besar karena tidak mengamalkan UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa kalau perlu ada kurikulum penjajahan, kemerdekaan itu apa”ujarnya. Pola pikir PKI sudah sudah tidak ragu lagi Implementasi, ancaman adalah mainannya komunisme dan kita tertipu oleh itu semua, jangan sampai manusia pesimis dan jangan sampai manusia di permainkan oleh komunis yang menghancurkan nilai-nilai yang ada didalam pancasila dan UUD 45.(Abi Ka Ka)
<p style=”text-align: justify;”> Pada saat yang genting sekitar bulan September 1965 PKI menuding para perwira tersebut akan melakukan makar terhadap Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal, mereka mengungkapkan adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap Soekarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno disebut-sebut memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili oleh Soekarno. Namun yang tidak diduga-duga, dalam operasi penangkapan jenderal-jenderal tersebut, terjadi tindakan beberapa oknum yang termakan emosi dan membunuh para jendral perwira TNI yang didalangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). </p>