Kisah Haru Ukasyah bin Mihshan – Taujih KH Abdul Hakim AKA

Baitussalam

Bagikan :

Pondok Pesantren Modern Baitussalam mengadakan Taujih Rutin untuk Guru dan Karyawan setiap hari Selasa. Pada Selasa (04/09) Ustadz K.H. Abdul Hakim, A.Ka. memberikan taujih mengenai kisah salah satu sahabat nabi bernama ‘Ukasyah bin Mihsan. Bagaimana kisahnya? Kisahnya akan disampaikan sebagai berikut.

Dalam kisah perjalan Nabi ketika sedang di penghujung hayatnya, dengan kondisi sakit ia meminta Billal bin Rabbah untuk mengumpulkan sahabat sahabat yang lain di Masjid.

Tatkala para sahabat telah berkumpul, Nabi naik ke atas mimbar dan bersabda “Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya aku merupakan nabi, pemberi nasihat, dan mengajak kepada Allah atas izin-Nya. Bagi kalian, aku tidak berdaya seperti saudara yang sebapak dan seibu. Maka siapa saja di antara kalian yang pernah aku sakiti, bangkitlah dan balaslah aku, sebelum datang nanti pada Hari Kiamat kelak,” sabda beliau, para sahabat hanya terdiam dan berpikir bagaimana mungkin rasul berhutang pada mereka,melainkan merekalah yang merasa berhutang pada rasul.Namun,setelah Rasul menyampaikan hal yang sama sebanyak tiga kali,ada seorang sahabat bernama ‘Ukasyah bin Mihsan dia  menghampiri Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, jika tidak engkau imbau orang-orang tiga kali, tentu tidak ada yang berani membuatku untuk datang kepadamu” .Ketika Nabi bertanya apa yang diinginkan oleh ‘Ukasyah,’Ukasyah menjawab”Yaa Rasul.. Saat Perang Badar  dulu,aku berdiri di belakangmu,dan engkau mengayunkan cambukmu secara mendadak hingga cambukmu mengenai tubuhku,aku tidak tahu apakah kejadian itu engkau sengaja,atau tidak ?” .Mendengar hal itu,Rasul langsung menyuruh Billal untuk mengambilkan cambuk di rumah Fatimah.
Begitu sampai Billal di rumah Fatimah,dan bertemu dengannya Billal berkata “Wahai Putri Rasulullah. Ambilkan cambuk yang tergantung itu. Serahkan kepadaku.” Ketika Fatimah menanyakan alasan Billal menyuruhnya,lalu dijawab oleh Billal bahwa sebelum Rasul meninggal,dia memberi kesempatan pada siapapun untuk membalas kesalahannya.Begitu Fatimah mendengarnya,ia langung tak tega untuk menyerahkan cambuk tersebut,dan meminta agar dialihkan saja Qisas* tersebut padanya,kemudian dibalas Billal bahwa hal itu tidak dapat dilakukan.Ketika cambuk sudah ditangan ‘Ukasyah,’Ukasyah langsung mendekati Rasul,siap untuk menyambuknya.’Ukasyah dihadang empat kali oleh Abu Bakar,Ummar bin Khattab,Ali bin Abi Thalib,serta Hassan dan Hussein,mereka menyampaikan bahwa mereka merupakan orang-orang terdekat Rasul,dan meminta untuk dialihkan Qisas* tersebut,pada mereka,yang ditanggapi Rasul,bahwa urusan ini adalah urussannya dengan ‘Ukasyah,jadi biarlah dia yang menerima Qissas tersebut.

Ketika ‘Ukasyah hendak mencambuk Rasul ia berkata “Yaa rasul.. ketika engkau menyambukku aku tidak mengenakan baju”. Rasul pun melepas pakaiannya melihat hal itu ‘Ukasyah langsung melempar cambuk yang ia pegang kemudian memeluk tubuh Rasul dengan erat menyampaikan bagaimana mungkin ia tega mencambuk Rasul. Rasul kemudian bertanya, apakah ia jadi mencambuknya atau memilih memaafkannya ’Ukasyah langsung menjawab bahwa ia ingin memaafkan rasul agar kelak mendapatkan ampunan di hari akhir. Rasulpun berkata “Siapa yang ingin melihat temanku di surga nanti, lihatlah kakek ini.”

Begitulah potongan kisah perjalanan Rasul di akhir hayatnya, dari kisah tersebut harapannya kita bisa belajar dari ‘Ukasyah untuk lebih mencintai Rasul lagi, sebagai seorang umat yang lahir di zaman akhir, sehingga kita hanya dapat mengetahuinya dari risalah yang ada.