Suasana Upacara Bendera Penuh Makna
Yogyakarta, 20 Oktober 2025 — Lapangan SMA IT Baitussalam Yogyakarta pagi itu tampak penuh semangat. Siswa berdiri tegap mengikuti upacara bendera dengan khidmat.
Pembina upacara kali ini, Ustadz Rohmat Sugiyono, M.Pd, menyampaikan pesan inspiratif bertema “Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh.”
Beliau menjelaskan bahwa keempat falsafah Jawa tersebut mengandung nilai-nilai luhur yang sangat relevan dengan ajaran Islam dan kehidupan modern, terutama bagi para pelajar yang sedang menapaki jalan menuju kesuksesan dunia dan akhirat.
Makna Falsafah “ Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh ”
Dalam budaya Jawa, “Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh” adalah panduan hidup yang menuntun seseorang untuk menjadi pribadi tangguh dan berkarakter.
-
Sawiji → Fokus, menyatukan pikiran dan hati dalam satu tujuan.
-
Greget → Penuh semangat dan daya juang dalam meraih cita-cita.
-
Sengguh → Percaya diri, namun tetap rendah hati.
-
Ora Mingkuh → Tidak mudah menyerah, konsisten menghadapi tantangan.
“Keempat nilai ini adalah bekal bagi para siswa untuk menjadi generasi yang unggul, tidak hanya dalam akademik, tetapi juga dalam akhlak dan spiritual,” tutur Ustadz Rohmat.
Falsafah Jawa dalam Pandangan Islam
Ustadz Rohmat menjelaskan bahwa nilai-nilai luhur budaya Jawa selaras dengan ajaran Islam. Beliau mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Insyirah ayat 7–8:
“Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap.”
(QS. Al-Insyirah: 7–8)
“Semangat bekerja keras dan pantang menyerah ini adalah makna greget dalam Islam,” jelasnya.
Beliau juga menegaskan pentingnya percaya diri yang seimbang dengan tawadhu, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, namun pada keduanya ada kebaikan.”
(HR. Muslim)
“Hadis ini mengajarkan kita untuk memiliki sikap sengguh dan ora mingkuh — yakin pada kemampuan diri, tapi tidak sombong, dan terus berjuang tanpa putus asa,” tambah Ustadz Rohmat.
SMA IT Baitussalam Yogyakarta: Harmoni Budaya dan Islam
Sebagai sekolah berbasis Islam terpadu yang berlokasi di Yogyakarta, SMA IT Baitussalam berkomitmen menanamkan nilai budaya lokal yang selaras dengan syariat Islam.
Melalui kegiatan seperti upacara bendera, kajian akhlak, dan pembinaan karakter, sekolah berupaya melahirkan generasi yang Sawiji dalam niat, Greget dalam amal, Sengguh dalam akhlak, dan Ora Mingkuh dalam menghadapi tantangan zaman.
“Anak-anak sekalian, jadikan belajar sebagai ibadah. Jika kalian sungguh-sungguh karena Allah, insyaAllah kalian akan sukses, tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat,” pesan penutup Ustadz Rohmat dengan penuh ketulusan.
Penutup: Meneladani Nilai Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh untuk Generasi Berakhlak
Pesan dari sambutan Ustadz Rohmat Sugiyono menjadi pengingat bahwa budaya luhur Yogyakarta dapat hidup berdampingan dengan nilai-nilai Islam.
Melalui penerapan falsafah Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh, para siswa SMA IT Baitussalam Yogyakarta diharapkan menjadi generasi yang berilmu, beradab, dan berkarakter kuat menghadapi tantangan masa depan.
