
Sleman– Rabu, 16 Juli 2025, PPM Baitussalam melaksanakan Taujihat Wal Irsyadat ( Pengarahan dan Petunjuk) oleh pimpinan PPM Baitussalam yakni Ustadz Abdul Hakim AKA untuk seluruh santri Baitussalam. Kegiatan dilaksanakan di GOR Baitussalam. Pertemuan tersebut dihadiri oleh kepala unit, ustadz dan ustadzah SMP IT Baitussalam Prambanan, SMAIT Baitussalam, KMI Baitussalam, serta SMP Quran Sains, Blitar.
“Pertemuan ini merupakan pertemuan mengumpulkan ruh, mengumpulkan ust usth dan santri santriyah agar bersatu padu, menghasilkan kekuatan yang dahsyat,” kata Ustadz Hakim sebelum memulai taujihnya.
Dalam pertemuan Taujihat Wal Irsyadat Baitussalam ditekankan untuk jas merah, (jangan lupa sejarah)
Lalu, membahas berdirinya Pondok Pesantren Baitussalam. Harapannya agar kita mengetahui perjuangan mengawali berdirinya pondok.
Beliau mengingatkan dalam Surat Yusuf ayat 111 yang bermakna ada kisah-kisah sebagai pelajaran dan pengajaran. Seperti kisah Fir’aun kisah Abu Jahal ada di masa sekarang, dengan kasus yang sama, namun beda zaman dan beda tempat.
Sejarah PPM Baitussalam
Setelah itu Beliau menyampaikan kembali sejarah tahun berdirinya pondok pesantren, sebelum berdirinya PPM Baitussalam dan unit-unit lembaga pendidikan yang didirikan. Beliau mengatakan,” Allah memberikan banyak jalan ketika orang mau berjuang, dan ust Hakim sudah membuktikannya sebagai contoh kebaikan untuk santri-santrinya.
Selain itu, beliau menyampaikan pembebasan tanah untuk dakwah islam adalah wakaf. Pondok ini wakaf untuk berkembang bagi umat Islam.
Beliau menyampaikan pula, bagaimana bersama-sama mengukuhkan langkah menuju visi besar pondok, yaitu menjadi pondok pesantren yang terdepan, maju, berkembang, dan mandiri. Untuk dihafalkan bersama santri dan ustadz ustadzah.
Kemudian, Beliau menyampaikan dan mengingatkan santri dengan panca jiwa pondok yakni keikhlasan, keunggulan, kemaslahatan, mandiri, dan ukhuwah. Beliau menjabarkan betapa pentingnya semua diawali keikhlasan, keihlasan yang benar dansesuai. Keunggulan, keunggulan SDM nya,kemaslahatan, bermanfaat bagi umat, dan ukhuwah menjadikan persaudaraan islam atau ukhuwah Islamiyah sebagai landasan.
Acara tersebut diselingi dengan doorprise yang disediakan panitia, dengan pemberian pertanyaan tentang materi oleh Ustadz Hakim, ada yang bisa menjawab dan ada yang sudah mencoba menjawab namun, salah jawabannya. Bagi yang sanggup menjawab, mereka mendapatkan doorprise.
Panca Jiwa Pondok
Selanjutnya, selain menyampaikan tentang panca jiwa pondok, Beliau menyampaikan tentang Panca Jangka, yakni pengembangan pendidikan dan pengajaran, kaderisasi, khasanatullah, sarana dan prasarana, serta kesejahteraan. Yang terakhir penyampaian tentang 5 Tertib, yaitu Tertib Hati, Tertib Waktu, Tertib Lingkungan, Tertib Bahasa, Tertib KBM.
Kegiatan diakhiri dengan tambahan testimoni dari Ustadz Ali Muhsin, Ustadz Qomar, Ustadz Habib dan Ustadzah Suprihantini (istri Ustadz Hakim).
Ustadz Ali Muhsin menyampaikan bahwa Beliau akan tetap mengajar meskipun santrinya hanya satu dan tetap semngat walaupun santrinya ada 20-30, semangatnya tetap sama. Kemudian, Ust Ali memiliki semboyan “Saya tetap Santri”
Testimoni Ustadz Qomaruddin yang berkesan adalah untuk mendapatkan keberhasilan harus berlelah-lelah dahulu. Testimoni Ustadz Habib Munir tetaplah bersemangat dengan Ikhlas, yang dipelajari sekarang, untuk kehidupan ke depan. Kesuksesan dimulai dari sekarang.
Kesan akhir dari Ustadzah Suprihantini adalah semangat terus untuk selesai membawa ijazah kelulusan. Sedih itu biasa, bahagia juga biasa. Hidup itu ada sedih dan bahagia. Acara masih diakhiri dengan doa dipimpin Ustadz Ali Muhsinkemudian pembagian doorprise dari panitia. (Bidang Humas PPM Baitussalam)