SMA IT Baitussalam

MENGASAH JIWA ENTREPRENEURSHIP, SMAIT BAITUSSALAM ADAKAN WIRAKARYA

Bagikan :

Kamis, 9 Februari 2023 SMAIT Baitussalam mengadakan wirakarya yang diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan kelas XI. Tujuan diadakannya wirakarya ini yaitu untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship sekaligus dapat belajar secara langsung dalam proses pembuatan produk.

Wirakarya tahun ini, ada 2 tempat yang menjadi tujuan kunjungan. Mulai dari pukul 08.00 WIB, kami tiba di  Budi daya Jamur Bleberan, yang terletak di Kabupaten  Gunungkidul. Setibanya disana, rombongan langsung dipandu oleh Pak Ardi, salah satu staff  Jamur Center.

Rute pertama yang ditempuh adalah lumbung jamur. Menuju lumbung jamur siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Lumbung Jamur adalah tempat dimana seluruh jamur dikembangbiakan. Lumbung Jamur ini terdiri dari 3 bangunan, gedung pertama dan kedua untuk perkembangbiakan jamur tiram, gedung ketiga untuk perkembangbiakan jamur kuping.

“Untuk jamur tiram masa panennya bisa setiap hari, dan berkembangnya bisa sekitar 3 bulan sekali, dan itu pasti akan banyak sekali. Sedangkan untuk jamur kuping masa panennya hanya 2 minggu sekali. Perkembangbiakan jamur kuping membutuhkan waktu yang lebih lama daripada jamur tiram, yaitu sekitar 4 bulan atau lebih,” jelas Pak Yus, salah seorang pemandu.

Dalam budi daya jamur tentu banyak hal yang harus diperhatikan terutama berkaitan dengan tempat pembudidayaan dan perawatan jamur. Untuk perawatan jamur tiram proses penyiraman bisa dilakukan sesuai dengan keadaan atau iklim cuaca pada saat itu. Apabila sedang musim penghujan maka tidak perlu disiram terlalu banyak, karena jamur tiram hanya membutuhkan tempat yang lembab dan tidak terlalu basah. Apabila disiram terlalu banyak, akan mengakibatkan gagal panen seluruh jamur tiram.

Setelah dari lumbung jamur, kegiatan dilanjutkan dengan melihat proses membuatan ‘baglog’ atau media tanam jamur sampai dengan proses pengolahan serta pengemasan jamur. Rombongan juga dipersilakan untuk menyantap olahan jamur yang beraneka macam seperti sate, pepes, dawet yang pastinya berbahan dasar jamur.

Selesai belajar tentang perjamuran, siswa kembali melanjutkan perjalanan menuju Pantai Sadranan Gunungkidul. Di sana, siswa tidak hanya sekadar bermain di pantai, tetapi juga melaksanakan outbound yang dipandu oleh ustadzah-ustadzah pendamping. Outbound ini tidak hanya untuk refreshing, tapi juga sebagai sarana mempererat ukhuwah dan kerjasama antarsiswa. (Hanifah Huwaida XI IPA 2/Indania Halwa X IPA 2)